
Di Northen California ada sebuah kawasan hutan pohon redwood. Bila Anda melihatnya meski cuma lewat vidio aja, saya yakin anda akan terpesona dengan keagungan Sang Pencipta.
Stephen R. Covey, seorang penulis buku The 7 Habits of Highly Effective people, menganalogikan Redwood ini untuk menjelaskan karakter manusia.
Kumpulan pohon Redwood, bisa mencapai ketinggian hingga 100m di atas tanah, ehm...kira kira setara dengan gedung berlantai 30. Benar-benar sebuah pohon yang sangat menjulang tinggi. Pohon Redwood ini sangat kuat, bahkan ia tetap tegak walau berkali-kali di terpa angin, di hantam banjir bahkan di gunjang gempa sekalipun.
Mengapa Pohon Redwood bisa sedemikian kokoh?
Setiap pohon Redwood memiliki akar yang sangat kuat dan menancap sangat dalam ke dalam tanah. Hebatnya lagi akar-akar dari pohon redwood ini saling bertaut, saling menguatkan satu dengan lainnya. Jadilah pohon-pohon redwood ini pohon yang kuat sebagai individu dan kokoh secara bersama-sama sebagai suatu kelompok.
Kita, manusia bisa di ibaratkan sebagai sebuah pohon. Pohon yang memiliki beberapa bagian. Sebagian menancap ke atas yang disebut akar, sebagian lagi berada di atas tanah yaitu batang, daun, ranting dan buah. Bagian yang berada di bawah tanah pada manusia adalah karakter. Sedangkan bagian yang tampak atau berada di atas tanah adalah penampilan kita.
Manusia yang memiliki karakter yang kuat, tentu ia akan tahan terhadap terpaan badai seperti halnya pohon redwood. Sebaliknya manusia yang karakternya lemah maka dengan mudah ia akan roboh terterpa angin. Bisa jadi manusia berpenbampilan sangat hebat, namun ketika tekanan dan cobaan datang ia tak mampu menahannya.
Sayangnya sebagian besar dari kita lebih mengutakjan penampilan luar dan mengabaikan pembangunan karakter. Padahl seharusnya keduanya harus berjalan berdampingan. Pepatah inggris mengatakan " No Fruits without roof" yang artinya tak akan ada buah jika tak ada akarnya.
Bukankah penampilan luar akan terbentuk dengan sendirinya, jika karakter kita kuat kemudian tumbuh dan berkembang menghasilkan buah yang berkualitas tinggi?
Sebenarnya karakter manusia telah terbentuk sejak kita lahir. Selama kita menjalani masa kanak-kanak hingga akil baliq itulah pembentukan karakter dasar kita. Hal yang mempngaruhi pembentukan karakter dasar adalah lingkungan. Anak-anak akan menyerap apa yang mereka lihat, yang mereka dengar dan apa yang mereka rasakan. Hal ini terkait erat dengan lingkungan terdekatnya, dari orang tuanya, teman sekolah, teman bermain, lalu meluas ke berbagai aksi media masa dan masyarakat. Uniknya sekali karakter dasar itu terbentuk, maka karakter tersebut akan melekat dan tidak akan hilang.
Lalu bagaimana orang dewasa membentuk karakternya?
Mereka (KIta) seharusnya memiliki kesadaran untuk memilih suatu perilaku yang baik atau buruk. Kita bisa membangun karakter kembali dengan metode seperti sajak ini
" Sow a thought, reap an action,
Sow an action, reap a habit
Sow a habit, reap a Character
Sow a Character, Reap a Destiny"
Artinya begini, jika kita memiliki imajinasi, cita-cita atu bayangan yang sangat kuat demi masa depan kita, maka kita akan mewujudkannya dalam bentuk tindakan (action . Tindakan ini lama kelamaan akan membentuk kebiasaan (Habit). Suatu kebiasaan bila dilakukan secara terus menerus maka akan membentuk karakter, dana pada akhirnya karakterlah yang akan menentukan tercapainya tujuan (destiny) kita.
So, marilah bentuk kembali karakter kita ke arah yang lebih baik.
Sumber : Majalah Managemen Resiko "Pohon Redwood" oleh Reza Sudomo
No comments:
Post a Comment