Friday, October 31, 2008

Ekspor yang tersendat

Bulan kemaren, seperti biasa saya cek email toko saya, berharap ada email yang masuk. Email dari pelanggan pelanggan yang mau order produk khas madura yang saya jual.

Ada beberapa email yang masuk.
Senangnya saya karena email yang masuk, dari nama pengirimnya saya bisa mencium aroma negara tetangga. Email pertama saya buka, benar email dari negara tetangga yang sangat dekat dengan kita yaitu dari Perak-Malaysia. Jumlah memang tidak terlalu banyak, hanya 50 buah TAM (madura Stick). Proses ke Malaysia sangat cepat, setelah saya konfirmasi harga (setelah di kurs kan ke USD), dia segera transfer menggunakan Western Union. Memilih Western Union karen prosesnya cepat, uang yang dikirm bisa langsung sampai dan bisa di ambil di tempat-tempat yang berlogo Western Union, hanya dengan memberikan no MTCN nya beserta tanda pengenal kita sebagi penerima uang..Segera setelah berhasil mencairkan dana, barang pesananpun segera saya kirim menggunakan layanan EMS dari PT. POS Indonesia, karena selain cepat, EMS ini juga terbilang murah dibandingkan dengan Tiki atau yang lainnya.

Email kedua berasal dari seorang pemilik perusahaan di Jepang. Email pertama hanya menanyakan harga dari beberapa produk yang saya jual. Awalnya saya pikir orang jepang ini hanya akan order dalam jumlah yang tak terlalu besar seperti yang dari Malaysia.

Ternyata dugaan saya salah. Si jepang berniat untuk membeli produk saya dalam jumlah yang sangat besar menurut saya (karena baru pengalaman pertama nich...) sekitar 3.250 pcs.

Untuk jumalh sebesar ini, orang Jepang tersebut tidak mau menggunakan pengiriman via udara karena memang akan menelan biaya yang sangat besar. Sang Jepang pun memilih untuk menggunakan pengiriman via laut.

Karena jumlahnya sangat besar (sekitar 250Kg), tentu ini tidak bisa dikirim sebagi paket hadiah seperti saat kita kirim paket ke luar negeri. Pengiriman harus melalui prosedur Ekpor impor yang berlaku. Setelah searching ke sana kemari, saya pun menemukan PT. DFI Logistic Internatioanal untuk membantu dalam pengurusan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor. Sang Jepang pun sudah siap melakukan transfer melalui bank setempat setelah sebelumnya mendaftarkan nama dan nomer rekening saya di sana.

Tapi, kebahagiaan saya jadi tersendat. Ternyata Jepang sangat ketat dalam memberikan ijin impor terhadap produk-produk makanan dan obat-obatan, bahkan untuk komoditi berupa sabun. Siapapun tak bisa menerima kiriman sabun yang berjumlah di atas 24 pcs tanpa memiliki licence atau ijin dari departemen kesehatan setempat.

Karena masalah ini, trading antara saya dengan orang Jepang ini menjadi tertunda atau mungkin gagal sama sekali. Pasalnya hal ini disebabkan surat ijin yang mungkin bisa ia dapatkan atau tidak bisa didapatkan.

Saat ini ia sedang mengurus ijin impor ini ke departemen yang bersangkutan. Dan saya hanya bisa berharap dan berdoa, dan pasrah pada Kemurahan Allah SWT. Sebab, manusia hanya boleh berusaha dan berdoa, ketentuan akhirnya Allah lah yang menentukan.

Saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Jika lah saya berhasil melakukan ekspor besar ini, artinya tuhan memberikan rezeky yang lebih dan berlimpah kepada saya. Seandainya pun akhirnya kabar buruk yang saya terima dari Jepang, maka ini adalah ujian bagi saya. Dan saya yakin kelak pasti ada Ikan yang lebih besar yang menunggu saya...

So doakan saya yach.... n tetap SEMANGAT !!

No comments:

Post a Comment